Guru besar fakultas pertanian IPB prof dwi andreas santosa mencemaskan masa depan petani Indonesia yang hampir terancam profesinya. Itu lantaran profesi petani saat ini sudah dianggap bukan suatu hal yang menarik lagi.
BACA JUGA : Varietas padi inpari 32 kenapa mudah roboh / rebah?
Dwi Andreas menuturkan, kalau sampai terjadi para petani mogok kerja secara permanen, Gara-gara hasil panen mereka selalu tidak dihargai. Maka dikhawatirkan masa depan pangan Indonesia bisa rusak.
Bahkan, tutur Dwi Andreas, kesadaran petani tersebut mulai di titipkan kepada anak-anaknya, agar supaya kelak jangan sampai pernah bercita-cita menjadi seorang petani seperti dirinya.
"Banyak petani kita Bernasehat kepada anak-anaknya, supaya kelak tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang petani, melanjutkan profesinya. Itu merupakan indikasi bahwa swasembada pangan kita memang kurang berhasil," kata Dwi Andreas, di school of Business Kwik Kian Gie, Jakarta Utara
Selain itu Dwi Andreas juga, mempertanyakan janji pemerintah yang selalu diiklankan dimana-mana. Bahwa pemerintah berjanji akan memberikan bantuan subsidi kepada para petani agar hasil paninnya lebih bagus. Menurutnya, subsidi tersebut belum murni sampai kepada petani. Dilapangan Mereka masih harus membeli kepada oknum pemerintah daerah yang bertugas menyalurkan subsidi tersebut.
Dwi Andreas mengusulkan, pemerintah segera membentuk satgas khusus untuk memantau bantuan-bantuan tersebut agar supaya masyarakat tidak selalu menjadi korban dari kebiadaban oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Rasanya petani Indonesia sudah tidak lagi diberi subsidi, melainkan terkesan seperti ditawarkan barang-barang murah berkedok subsidi. Karena mereka masih harus beli," tandas Prof Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB.
Source : m.timesindonesia.co.id/read/200610/20190213/195604/begini-nasib-petani-indonesia-menurut-prof-dwi-andreas-santosa
BACA JUGA : Varietas padi inpari 32 kenapa mudah roboh / rebah?
Dwi Andreas menuturkan, kalau sampai terjadi para petani mogok kerja secara permanen, Gara-gara hasil panen mereka selalu tidak dihargai. Maka dikhawatirkan masa depan pangan Indonesia bisa rusak.
Bahkan, tutur Dwi Andreas, kesadaran petani tersebut mulai di titipkan kepada anak-anaknya, agar supaya kelak jangan sampai pernah bercita-cita menjadi seorang petani seperti dirinya.
"Banyak petani kita Bernasehat kepada anak-anaknya, supaya kelak tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang petani, melanjutkan profesinya. Itu merupakan indikasi bahwa swasembada pangan kita memang kurang berhasil," kata Dwi Andreas, di school of Business Kwik Kian Gie, Jakarta Utara
Selain itu Dwi Andreas juga, mempertanyakan janji pemerintah yang selalu diiklankan dimana-mana. Bahwa pemerintah berjanji akan memberikan bantuan subsidi kepada para petani agar hasil paninnya lebih bagus. Menurutnya, subsidi tersebut belum murni sampai kepada petani. Dilapangan Mereka masih harus membeli kepada oknum pemerintah daerah yang bertugas menyalurkan subsidi tersebut.
Dwi Andreas mengusulkan, pemerintah segera membentuk satgas khusus untuk memantau bantuan-bantuan tersebut agar supaya masyarakat tidak selalu menjadi korban dari kebiadaban oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Rasanya petani Indonesia sudah tidak lagi diberi subsidi, melainkan terkesan seperti ditawarkan barang-barang murah berkedok subsidi. Karena mereka masih harus beli," tandas Prof Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB.
Source : m.timesindonesia.co.id/read/200610/20190213/195604/begini-nasib-petani-indonesia-menurut-prof-dwi-andreas-santosa
Share postingan ke :
2 Tanggapan untuk "Nasib petani indonesia menurut: Prof Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB"
Hi, I want to subscribe for this blog to take most
recent updates, therefore where can i do it please help.
https://m.youtube.com/results?search_query=rustam+gbs
Posting Komentar